Pengikut

Rabu, 25 Juli 2018

Sosiologi sebagai Imlu Sosial

Definisi sosiologi

Secara epistimologis (asal bahasa), Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Mari memahami definisi Sosiologi lebih mendalam dengan membaca pendapat para ahli berikut.
1.  Pitirin Sorokin mengatakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari :
  • Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala-gejala sosial dengan gejala sosial lainnya
  • Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial
  • Ciri-Ciri umum dari gejala-gejala sosial.
2. William F. Ogburn mengatakan sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasil-hasilnya yaitu organisasi sosial.

3. Van Doom dan Lammers mengatakan sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur sosial dan prose-proses yang bersifat stabil.

4. Selo Sumarjan dan Sulaiman Sumardi mengatakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

5. Max Weber mengatakan sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.

6.  Emile Durkheim mengatakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial yaitu cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu serta mempunyai kekuatan mengendalikan individu.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapatkah kalian menyimpulkan definisi sosiologi? Uraikan jawaban anda dalam UKBM Sosiologi.

Obyek Kajian Sosiologi

Selanjutnya, dari pendapat para ahli mengenai sosiologi di atas, dapat kita identifikasi tentang obyek kajian sosiologi. Menurut kalian, apakah obyek kajian sosiologi?

Ya, benar. Obyek kajian sosiologi adalah masyarakat dan hubungan sosial yang terjadi di dalamnya. Selanjutnya, apakah kalian paham konseop tentang masyarakat?

Mari kita baca pendapat para ahli merikut tentang definisi mayarakat.
1. Selo Soemardjan mengatakan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.

2. Karl Marx mengatakan bahwa masyarakat sebagai suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.

3. Emile Durkheim mengatakan bahwa masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.

4. Auguste Comte mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangannya sendiri.

5. J.L. Gillin & J.P. Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan membunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama serta meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapatkah kalian menyimpulkan definisi masyarakat? Uraikan jawaban anda dalam UKBM Sosiologi.

Pokok Bahasan dalam Sosiologi 

Emile Durkheim
Menurut beliau, pokok pembahasan sosiologi adalah fakta-fakta sosial. Fakta sosial yang dimaksud adalah pola atau sistem yang mempengaruhi bagaimana cara manusia bertindak, berpikir dan merasa. Fakta sosial berada diluar individu serta mempunyai kekuatan untuk mengendalikan individu tersebut. Misal, murid diwajibkan datang tepat waktu, menggunakan seragam dan berlaku sopan terhadap guru.

Max Weber
Menurut Weber, pokok kajian sosiologi adalah tindakan sosial. Tapi tidak semua tindakan bisa dikatankan sebagai tindakan sosial. Suatu tindakan bisa dikatakan tindakan sosial apabila tindakan tersebut  dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Misal, menanam bunga untuk kesenangan sendiri bukan termasuk tindakan sosial sedangkan menanam bunga untuk diikutsertakan lomba atau untuk berpartisipasi termasuk tindakan sosial. Max Weber menekankan bahwa tindakan tertentu dapat memiliki makna subjektif bagi pelakunya. Untuk memahami subjektif tersebut, seorang sosiolog harus mampu melakukan empati.
c.      Wright Mills
Pokok bahasan sosiologi menurut tokoh satu ini terkenal dengan sebutan khayalan sosiologis. Khayalan sosiologis dibutuhkan untuk memahami apa yang terjadi dimasyarakt maupun dalam diri individu sendiri. Dengan khayalan sosiologis, kita bisa memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi dan hubungan anatara keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah personal troubles of milieu dan public issues of social sctucture. Personal troubles of milieu adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap nilai pribadi. Public issues of social stucture  adalah hal yang ada diluar jangkauan kehidupan pribadi individu. Misal, suatu daerah memiliki satu orang pengangguran, maka pengangguran itu akan menjadi personal trouble. Jika ada lebih banyak lagi pengangguran, maka bisa disebut public issue. 
d.      Peter L Berger
Pokok pembahasan menurut Berger adalah realitas sosial. Seorang sosiolog harus bisa menyingkap berbagai tabir dan mengungkap helai tabir menjadi suatu realitas yang tak terduga. Sosiolog harus mengikuti aturan ilmiah dan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, pengamatan tabir secara jeli dan menghindari penilaian normatif. Ini disebabkan karena realitas sosial adalah sebuah bentukan dan bukan sesuatu yang begitu  saja ada. 
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapatkah kalian memberikan contoh dari masing-masing pokok bahasan dalam sosiologi sesuai pendapat para ahli di atas? Uraikan jawaban anda dalam UKBM Sosiologi.


Teori-Teori Dasar Sosiologi

AUGUSTE COMTE (1798-1857)

Comte merupakan orang pertama yang menggunakan kata sosiologi dalam upaya mempelajari tentang perilaku manusia. Meskipun Comte yang memberikan istilah positivis, gagasan yang terkandung dalam kata itu bukan dari dia asalanya. Kaum positivis percaya bahwa masyarakat merupakan bagian dari alam dan bahwa metode-metode penelitian empiris dapat dipergunakan untuk menemukan hukum-hukumnya. Comte melihat masyarakat sebagai suatu keseluruhan organic yang kenyataannya lebih dari pada sekedar jumlah bagian-bagian yang saling tergantung, tetapi untuk mengerti kenyataan ini.

Comte berpendirian bahwa masyarakat merupakan bagian dari alam dan bahwa memperoleh pengetahuan tentang masyarakat menunutut penggunaan metode-metode penelitian empiris dari ilmu-ilmu alam lainnya, merupakan sumbangannya ang tak terhingga nilanya terhadap perkembangan sosiologi. Comte melihat perkembangan ilmu tentang masyarakat yang bersifat alamiah ini sebaga puncak suatu proses kemajuan intelektual yang logis melalui semua ilmu-ilmu lainnya.

Social statics dan social dynamics

Comte membagi sosiologi menjadi dua bagian, yaitu apa yang disebut dengan social statics dan social dynamics. Dengan social statics dimaksudkannya sebagai suatu studi tentang hokum-hukum aksi dan reaksi antara bagian-bagian dari suatu system social. Bagian yang paling penting dari sosiologi menurut Comte adalah apa yang disebutnya dengan social dynamics, yang didefinisikannya sebagai teori tentang perkembangan dan kemajuan masyarakat manusia.

Social statics dimaksudkan Comte sebagai teori tentang wajib daar masyarakat. Sekalipun social statics merupakan bagian yang lebih elementer dalam sosiologi tetapi kedudukannya tidak begitu penting dibandingkan social dynamic. Fungsi dari social static adalah untuk mencari hokum-hukum tentang aksi dan reaksi dari pada berbagai bagian di dalam suatu system social.


Hukum Tiga Tahap

Hukum tiga tahap merupakan usaha Comte untuk menjelaskan kemajuan evolusioner ummat manusia dari masa primitive sampai ke peradaban Prancis abad ke Sembilan belas yang sangat maju. Hokum ini menjelaskan bahwa masyarakat-masyarakat (atau manusia) berkembang melalui tiga tahap utama, tahap-tahap ini ditentukan menurut cara berpikir yang dominan: teologis, metafisik, dan positif.

Tahap teologis merupakan periode yang paling lama dalam sejarah manusia, dan untuk analisa terperinci maka Comte membaginya kedalam periode fetisisme, politeisme dan monoteisme.

Tahap metafisik terutama merupakan tahap transisi antara tahap teologis dan positif. Tahap ini ditandai oleh satu kepercayaan akan hokum-hukum alam yang asasi yang dapat ditemukan dengan akal budi.

Tahap positif ditandai oleh kepercayaan akan data empiris sebagai data pengetahuan terakhir. Tetapi pengetahuan selalu sementara sifatnya, tidak mutlak; semangat positivisme memperlihatkan suatu keterbukaan terus-menerus terhadap data baru atas dasar mana pengetahuan dapat ditinjau kembali dan diperluas.

KARL MARX (1818-1883)

Alienasi
Analisa Marx tetang alenasi merupakan respons terhadap perubahan ekonomis, social, dan politis yang dia lihat di sekelilingnya. Dia tidak ingin memahami alienasi sebagai suatu masalah filosofis. Dia ingin memahami perubahan semacam apa yang dibutuhkan untuk membuat suatu masyarakat bias mengekspresikan potensi kemanusiannya secara memadai. Berkaitan dengan hal ini, Marx mengembangkan suatu pengertian penting; Sistem ekonomi kapitalis adalah sebab utama alienasi.

Alienasi terdiri dari empat unsure dasar. Pertama, para pekerja di dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari aktifitas produktif mereka. Kaum pekerja tidak memproduksi objek-objek berdasarkan ide-idenya mereka sendiri atau untuk secara langsung memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri.

Kedua, pekerja tidak hanya teralienasi dari aktivitas-aktivitas produktif, akan tetapi juga dari tujuan aktivitas-aktivitas tersebut. Produk kerja mereka tidak menjadi milik mereka sendiri, melainkan menjadi milik para kapitalis yang mungkin saja menginginkan cara-cara yang mereka inginkan.

Ketiga, para pekerja di dalam kapitalisme teralienasi dari sesame pekerja. Asumsi Marx adalah bahwa manusia pada dasarnya membutuhkan dan menginginkan bekerja secara kooperatif untuk mengambil apa yang mereka butuhkan dari alam untuk terus bertahan.

Keempat, para pekerja dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari potensi kemanusiaan mereka sendiri. Kerja tidak lagi menjadi transformasi dan pemenuhan sifat dasar manusia kita, akan tetapi membuat kita merasa kurang menjadi manusia dan kurang menjadi diri kita sendiri.



Teori Konflik
Teori konflik melihat elemen-elemen dan komponen-komponen dalam masyarakat merupakan suatu persaingan dengan kepentingan yang berbeda sehingga pihak yang satu selalu berusaha menguasai pihak yang lain. Pihak yang kuat berusaha menguasai pihak yang lemah. Dengan demikian konflik menjadi tak terhindarkan. Asumsi dasar teori konflik adalah.

  • Struktur dan jaringan dalam masyarakat merupakan persaingan antar kepentingan dan bahkan saling bertentangan satu sama lain.
  • Sehingga dalam kenyataan menunjukkan bahwa system sosial dalam masyarakat menimbulkan konflik.
  • Karena konflik adalah sesuatu yang tak terelak, maka konflik menjadi salah satu cirri dari system sosial.
  • Konflik ini tampak dalam kepentingan-kepentingan dalam kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda-beda.
  • Selain itu konflik juga terjadi dalam pembagian sumber-sumber daya dan kekuasaan yang tidak merata dan tidak adil.
Sehingga konflik menungkinkan terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat. Dan perubahan yang akan terjadi tentu saja perubahan ke arah yang lebih baik atau bisa juga sebaliknya.


Pertentangan Kelas (Teori Kelas)
Teori kelas dari Marx berdasarkan pemikiran bahwa: “sejarah dari segala bentuk masyarakat dari dulu hingga sekarang adalah sejarah pertikaian antar golongan”. Menurut pandangannya, sejak masyarakat manusia mulai dari bentuknya yang primitive secara relative tidak berbeda satu sama lain.

Analisa Marx selalu mengemukakan bagaimana hubungan antar manusia terjadi dilihat dari hubungan antara posisi masing-masing terhadap sarana-sarana produksi, yaitu dilihat dari usaha yang berbeda dalam mendapatkan sumber-sumber daya yang langka.

Ada dua macam kelas yang ditemukan Marx ketika menganalisi kapitalisme: yaitu kelas borjuis dan kelas proletar. Kelas borjuis merupakan nama khusus untuk para kaum kapitalis dalam ekonomi modern. Mereka memilikialat-alat produksi dan mempekerjakan pekerja upahan. Pertentangan antara konflik antar kelas borjuis dan kelas proletar adalah contoh lain dari kontradiksi antara kerja dan kapitalisme.

Berdasarkan pemaparan teori sosiologi di atas, lakukan analisis perbandingan kedua teori di atas. uraikan jawaban anda dalam UKBM Sosiologi.


Sekian untuk materi pada aktivitas 1.1 kali ini. Semoga kalian dapat belajar melalui tulisan ini. Selamat belajar!! Semangat!!!!

Karakteristik Manusia sebagai Individu dan Makhluk Sosial

Manusia Sebagai Makhluk Individu

Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam bahasa inggris salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan.

Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium artinta tidak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Individu bukan berarti manusia sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan sehingga sering digunakan sebagai sebutan “orang-seorang” atau “manusia perorangan”.

Individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani. Dengan kemampuan rohaninya individu dapat berhubungan dan berfikir, serta dengan pikirannya itu mengendalikan dan memimpin kesanggupan akali dan kesanggupan budi untuk mengatasi segala masalah dan kenyataan yang dialaminya.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur-unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi, maka seseorang tidak disebut lagi sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.

Jika seseorang hanya tinggal raga, fisik, dan jasmaninya saja, maka dia tidak dikatakan sebagai individu. Jadi pengertian manusia sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa unsur yang ada di dalam diri individu tidak terbagi, merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Jadi, sebutan individu hanya tepat bagi manusia yang memiliki keutuhan jasmani dan rohaninya, keutuhan fisik dan psikisnya, dan keutuhan jiwa dan raganya.

Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Sekalipun orang tersebut terlahir kembar, mereka tidak ada yang memiliki ciri fisik dan psikis yang persis sama. Setiap anggota fisik manusia tidak ada yang persis sama meskipun sama-sama terlahir kembar.

Walaupun secara umum manusia itu memiliki fisik yang sama, tetapi kalau perhatian kita tujukan pada hal yang lebih detail, maka akan terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan ini terletak pada bentuk, ukuran, sifat dan lain-lainnya. Kita dapat membedakan seseorang dari lainnya berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada, baik pada perbedaan fisik maupin psikis. Contohnya: sidadap dan siwaru, karena di antaranya ada perbedaan fisik yang gampang dikenali.

Begitu pula dalam kumpulan atau kerumunan ribuan atau jutaan manusia, kita dapat mengenali seseorang yang sudah kita kenal karena memiliki ciri fisik yang sudah kita kenal.

 Ciri-ciri Individu

Ciri individu tidak hanya mudah dikenali lewat ciri fisik atau biologisnya, sifat, karakter, perangai, atau gaya dan selera orang juga berbeda-beda. Lewat ciri-ciri fisik seseorang pertama kali kita mudah dikenali. Ada orang yang gemuk, kurus, atau langsing, ada yang kulit coklat, hitam, atau putih, ada yang rambut lurus dan ikal. Dilihat dari sifat, perangai, atau karakternya, ada orang yang periang, sabar, cerewet, atau lainnya.

Seorang individu adalah perpaduan antara faktor genotip dan fenotip. Faktor genotip dalah faktor yang dibawa individu sejak lahir dan merupakan faktor keturunan. Secara fisik seseorang memiliki kemiripan atau kesamaan ciri dari orang tuanya, kemiripan atau kesamaan itu mungkin saja terjadi pada keseluruhan penampilan fisiknya, bisa juga pada bagian-bagian tubuh tertentunya saja.

Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (fenotip). Faktor fenotip berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang contohnya: orang yang tinggal di daerah pantai memiliki sifat dan kebiasaan yang berbeda dengan orang yang tinggal di daerah pegunungan.

Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian, setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan orang lain. Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus.
  • Mayor polak menjelaskan bahwa kepribadian adalah “keseluruhan sikap, kelaziman, pikiran dan tindakan, baik biologis maupun psikologis, yang dimiliki oleh seseorang dan berhubungan dengan peranan dan kedudukannya dalam berbagai kelompok dan mempengaruhi kesadaran akan dirinya”. Meskipun dalam pengertian tersebut Mayor Polak tidak memasukan faktor lingkungan sebagai bagian dari kepribadian, namun dalam pembahasannya dia mengatakan bahwa pembentukan kepribadian diantaranya dipengaruhi oleh masukan lingkungan sosial (kelompok), dan lingkungan budaya (pendidikan).
  • Yinger, seperti dikutip oleh Horton dan Hunt memberikan batasan kepribadian adalah “keseluruhan perilaku seseorang yang merupakan interaksi antara kecenderungan-kecenderungan yang diwariskan (secara biologis) dengan rentetan-rentetan situasi (lingkungan).
  • Menurut Nursid Sumaatmadja, kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan.


Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari pengaruh orang lain. Selama manusia hidup ia tidak akan lepas dari pengaruh masyarakat, di rumah, disekolah, dan dilingkungan yang lebih besar. Oleh karena itu, manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Manusia dikatakan sebagai makhluk hidup juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, karena manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.

Ketika bayi lahir, ia memerlukan pertolongan manusia lainnya. Bayi sama sekali tidak berdaya ketika ia lahir, ia tidak bisa mempertahankan hidupnya tanpa pertolongan orang lain. Berbeda dengan hewan, jerapah misalnya, katika binatang ini lahir, hanya dengan hitungan menit ia sudah bisa berdiri tegak dan berjalan mengikuti induknya. Kenapa hewan bisa mempertahankan hidupnya tanpa bantuan dari hewan lain? Karena untuk mempertahankan hidupnya hewan dibekali dengan insting. Insting atau naluri adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, yang diperoleh bukan melalui proses belajar.

Manusia berbeda dengan hewan, untuk mempertahankan hidupnya ia dibekali dengan akal. Insting yang dimiliki manusia sangat terbatas, ketika bayi lahir ia hanya memiliki insting menangis. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau berbicara dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
  • Manusia tunduk pada aturan, norma sosial
  • Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain
  • Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
  • Potensi manusia akan berkembang apabila ia hidup ditengah-tengah manusia 
Sumber:  http://budisma.net

Senin, 23 Juli 2018

Selamat datang..

Hai, guys..
Selamat datang di Ruang Belajar Sosiologi. Website ini akan memposting materi-materi pembelajaran dalam sosiologi sesuai dengan kurikulum 2013 yang telah direvisi. Semoga website ini dapat membantu kalian dalam memahami materi pembelajaran sosiologi lebih mendalam.
Selamat belajar.

Bahan Soal Analisis (Studi Kasus)

Kemiskinan dan urbanisasi Hasil survei kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah penduduk miskin per Maret 2016 menc...