Pengikut

Rabu, 08 Agustus 2018

Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan

A. Konsep Sosiologi dan Pengetahuan Sosial

a. Konsep Pengetahuan Umum

Sangat sulit untuk memberikan makna atau definisi secara tegas terhadap istilah Common Sense. Moore, walau pun ia dikenal sebagai epistemolog Common Sense, ia tidak memberi batasan terhadap terminologi itu. Hal itu disebabkan karena, istilah Common Sense adalah suatu istilah sederhana sehingga tidak dapat didefinisikan (undefinable). Berikut ini adalah pemaparan makna Common Sense menurut para filsuf.

Plato
Secara historis pemikiran tentang Common Sense ini telah dimulai sejak pemikiran awal munculnya perbincangan tentang pengetahuan manusia. Pemikiran itu diawali oleh filsuf besar Plato. Hal itu disebabkan karena, filsafat sebelum Plato lebih terarahkan pada masalah hakikat alam semesta. Common Sense bagi Plato adalah pendapat umum (Common Opinion) yaitu suatu pengetahuan yang merupakan hasil persepsi orang kebanyakan (the man in the street). Tentang suatu objek yang dicerap langsung oleh subjek yang sifatnya sederhana yaitu hanya merupakan gambaran (copy) objek yang real aktual. Subjek menganggap bahwa pengetahuannya itu telah sampai pada kebenaran yang sesungguhnya. Plato tidak menyangkal keberadaan jenis pengetahuan ini, tetapi Plato, menempatkannya sebagai jenis pengetahuan yang paling rendah yang oleh Plato disebutnya sebagai pengetahuan Eikasia. Pengetahuan jenis ini adalah pengetahuan tentang objek yang berupa bayang-bayang benda material. Subjek hanya mengenal bayang-bayang benda. Objek yang pengetahuan yang sesungguhnya ada di dalam dunia idea. (Lihat teori Allegories of the Cave, Plato).

Aristoteles
Filsuf Yunani lainnya adalah Aristoteles. Berbeda dengan gurunya Plato, bagi Aristoteles Common Sense atau Sensus Communis (Communis Sensus) adalah suatu kemampuan (faculty) yang ada dalam diri manusia yang berupa kemampuan utama untuk memutuskan suatu pengetahuan tentang realitas konkret yang sifatnya dapat diinderai oleh banyak orang (Common Sensible). Objek disadari langsung oleh subjek. Subjek mencerap melalui indera. Bagi Aristoteles hanya melalui inderalah objek yang dicerap akan menjadi pengetahuan yang terbukti.

Francis Bacon
Pemikir empirisme atau realisme epistemologis di Inggris mengikuti jejak Francis Bacon. Bacon telah meletakkan dasar-dasar berpikir induktif. Common Sense bagi Bacon adalah keyakinan umum yang bertolak pada objek khusus yang dipahami secara logis dengan penyimpulan induktif. Penyimpulan induktif harus dilakukan agar pengetahuan terhindar kesalahan yang diakibatkan oleh sesat pikir. Sesat pikir itu oleh Bacon disebut sebagai berhala (idols). Berhala itu adalah berhala kodrat manusia (the idols of the tribe), berhala gua (the idols of the cave), berhala pasar (the idols of the market), dan berhala teater (the idols of the theatre). (Bacon, Novum Organun, prg. 39).

b. Konsep Sosiologi

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang masyarakat dan hubungan sosial di dalamnya. Namun dalam berbagai hal penelitian, keenderungan hasil kajian sosiologi dianggap sama dengan pengetahuan umum. Namun pandangan tersebut justru harus diluruskan sebab dalam penelitian sosiologi, banyak ditemukan hal-hal yang dianggap umum adalah salah sehingga harus diluruskan.

Setiap ralitas sosial memiliki karakteristik yang berbeda-beda terkait dengan dinamika sosial yang terjadi padanya. Hal ini dapat diketahui melalui kegiatan penelitian sosiologi dengan memperhatikan pokok bahasan dalam sosiologi. Pokok bahasan dalam sosiologi digunakan sebagai acuan telaan untuk mengkaji suatu realitas sosial di masyarakat. Ada dua pokok bahasan yang dapat digunakan dalam mengkaji realitas sosial sehingga dapat membedakan sosiologi dengan ilmu lainnya, yaitu:

1. Sosiolog menggunakan imajinasi sosial.

Imaginasi sosial digunakan sebagai cara pandang dalam memahami realitas sosial dalam masyarakat. Para sosiolog menggunakan cara pandang yang berbeda terhadap suatu realitas sosial di masyarakat. Sebagai contoh, penelitian terhadap pola asuh dalam sebuah keluarga, sosiolog akan bertanya apakah perilaku yang terjadi sesuai dengan common sanse kebanyakan orang? Sosiolog akan menguji ulang asumsi-asumsi yang telah ada dengan mempelajari bagaimana pola asuh di masa lampau dilakukan, bagaimana perubahan yang terjadi, apa yang berbeda dari pola asuh antar masyarakat, dan bagaimana perubahannya di masa depan.

2. Sosiologi melihat bukti-bukti dari suatu isu sebelum membuat kesimpulan. 

Penjelasan dan kesimpulan yang di himpun sosiolog disusun berdasarkan bukti-bukti akurat yang dikumpulkan melalui riset menggunakan prosedur penelitian yang mapan.


B. Ciri Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan

Berikut inilah ciri khas dari sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, diantaranya sebagai berikut:

1. Teoretis
Artinya sosiologi berusaha memberikan teori yang berasal dan abstraksi hasil observasi dan penelitian sosial sehingga menunjukkan pernyataan atau proporsi secara logis untuk menjelaskan hubungan sebab akibat kehidupan dalam manusia.

2. Empiris
Makna sosiologi bersifat empiris artinya sosiologi merupakan ilmu berdasarkan hasil observasi logis terhadap fakta sosial, bukan berdasarkan hasil spekulasi semata. Alasan ini diungkapkan karena sosiologi dalam perkembangannya selalu memberikan langkah penelitian yang sistematis dan sesuai dengan realita.

3. Nonetis
Ciri khas sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang nonetis artinya sosiologi tidak bertujuan menilai baik atau buruknya suatu fakta, tetapi bertujuan menjelaskan fakta secara analitis. Selain itu, Sosiologi hanya bertugas mengu ngkapkan atau menerangkan tindakan sosial sebagai bagian dan fakta sosial.

4. Kumulatif
Ciri khas sosioogi ini artinya teori-teori dalam sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang sudah ada. Akan tetapi, teori tersebut selalu mengalami perbaikan, perluasan, dan penguatan sesuai kondisi atau fakta terbaru dalam kehidupan manusia.

C. Sifat-Sifat Hakekat Ilmu Sosiologi

Apabila sosiologi di telaah dari sudut sifat hakikatnya maka akan dijumpai beberapa petunjuk yang akan dapat membantu untuk menetapkan ilmu pengetahuan semacam apakah sosiologi itu. Sifat-sifat hakikatnya adalah sebagai berikut.

1. Sosiologi adalah ilmu sosial
Sosiologi adalah ilmu sosial, bukanlah ilmu tentang alam ataupun kerohanian. Sehingga akan terlihat sekali perbedaan dari kedua ilmu tersebut pada isinya. Sosiologi lebih menjelaskan kepada hal-hal yang terkait dengan kemasyarakatan, berbeda dengan ilmu biologi misalnya yang lebih menjelaskan terkait tumbuhan, astronomi yang menjelaskan ruang angkasa, dan ilmu ilmu lainnya. (baca juga: Peran Keluarga Dalam Proses Sosialisasi)

3. Sosiologi Masuk Kedalam Ilmu Pengetahuan Yang Kategoris
Sosiologi bukanlah ilmu normatif, yang mana di dalam ilmu sosiologi ada batasan-batasan pada pembahasan mengenai apa yang sedang terjadi bukan kepada hal yang akan terjadi dan juga bukan sesuatu hal yang harusnya terjaid. Sosiologi adalah ilmu yang bebas pada nilai dan tidak mempertimbangkan mengenai baik ataupun buruknya fakta yang ada.

4. Sosiologi Merupakan Ilmu Pengetahuan Yang Murni
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang murni (pure science) bukanlah sebuah ilmu pengetahuan terapan (applied science) yang berarti jika sifat hakikat sosiologi adalah suatu ilmu yang memiliki tujuan agar dapat mengembangkan serta meningkatkan mutu tanpa harus dipergunakan di dalam lingkungan masyarakat.

Ilmu pengetahuan yang murni merupakan ilmu pengetahuan yang memang dirtujukan agar dapat mengembangkan serta membentuk ilmu pengetahuan dengan abstrak yang dapat mempertinggi mutu tanpa harus digunakan langsung di dalam kehidupan. Berbeda dengan ilmu pengetahuan terapan yang mana memiliki tujuan untuk bisa diterapkan serta digunakan di dalam kehidupan.

5. Sosiologi Adalah Ilmu Pengetahuan Abstrak
Yang berarti jika ilmu sosiologi melakukan sebuah pengamatan yang mana pada bentuk serta  pola yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat bukanlah wujud yang konkret.

6. Memiliki Tujuan Menghasilan Pengertian dan Pola Umum di Masyarakat
Sosiologi memiliki tujuan agar dapat menghasilkan pengertian dan pola umum yang terjadi di dalam masyarakat. Yang berarti sosiologi melakukan sebuah penelitian serta pencarian kepada berbagai macam prinsip serta hukum umum yang didasarkan pada interaksi yang terjadi serta aspek yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat.
Sosiologi merupakan ilmu yang rasional serta terkait dengan metode-metode yang digunakan. Yang berarti ilmu sosiologi merupakan ilmu yang tidak berlawanan dengan kenyataan dan akal sehat yang ada. Dan di dalam penelitiannya, sosiologi menggunakan metode sosiologi.

8. Sosiologi Merupakan Ilmu Pengetahuan Umum
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang umum, bukan merupakan ilmu pengetahuan khusus. Yang berarti jika ilmu sosiologi mempelajari hal-hal umum yang terjadi di sebuah objek studi yaitu masyarakat. Gejala-gejala umum ini mempelajari pada hal yang lebih ditekankan pada interaksi yang terjadi.

D. Metode Ilmiah Kuantitatif dan Kualitatif

1. Metode Penelitian Kualitatif
Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.

2. Metode Penelitian Kuantitatif
Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda-beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan simbol-simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter.

Tujuan utama dari metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.

E. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu yang Lain

Sosiologi bukanlah merupakan ilmu yang berdisi sendiri. Dalam teori dan prakteknya, sosiologi juga mempunyai keterkaitan dengan ilmu-ilmu yang lain, seperti sejarah, ekonomi, ilmu politik, hukum, antropologi, dan psikologi.

1). Sosiologi dan Sejarah
Kedua ilmu ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu sosial yang menyoroti tindakan manusia dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masyarakat. Sejarah menyoroti terutama pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Sejarawan menyoroti hal-hal yang unik saja yang dimiliki oleh masing-masing peristiwa, sedangkan sosiologi menyoroti peristiwa secara menyeluruh. Artinya, sejarah menyoroti pebedan-perbedan yang ada pada peristiwa-peristiwa yang sama, sedangkan, sosiologi menyoroti persamaan-persamaan ada pada peristiwa-peristiwa yang berbeda. Contoh, sejarawan menyoroti Perang Dunia I dan Perang Dunia II, dan perang lainya yang terjadi pada waktu yang berbeda. Sosiologi dalam hal ini menyoroti tidak pada masing-masing perang yang terjadi tetapi lebih kepada perang itu sendiri secara keseluruhan dimana perang dianggap sebagai fenomena sosial, yaitu sebagai salah satu jenis konflik yang terjadi di antara kelompok sosial

2). Ekonomi, Ilmu Politik, Hukum dan Sosiologi
Ekonomi merupakan ilmu yang menyelidiki semua fenomina yang berhubungan dengan usaha, produksi, konsumsi dan distribusi sumber daya. Ilmu politik meniliti tentang pemerintahan dan menjelaskan kompleksitas pemerintahan, sedangkan ilmu hukum mengkhususkan  diri untuk mempelajari hukum, sifat, dasar, dan perubahan-perubahannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ilmu-ilmu ini membatasi penelitiannya hanya pada peristiwa dan pengalaman-pengalam tertentu, berbeda dengan sosiologi yang tidak terbatas pada satu jenis peristiwa saja.

3). Psikologi dan Sosiologi
Psikologi merupakan ilmu tentang perilaku. Ilmu ini mengkhususkan terutama pada manusia sebagai individu. Psikologi menyoroti kecerdasan, ilmu, ingatan yang dimiliki manusia, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan manusia sebagai makhluk individu. Sebaliknya sosiologi tidak menyoroti individu secara utama, tetapi lebing menyoroti kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan lingkungan masyarakat tempat ia tinggal. Selain itu, sposiologi tidak menyoroti perilaku individu secara khusus tapi pada bentuk dan struktur sosial di mana perilaku tersebut terdapat di dalamnya.

4). Antropologi dan Sosiologi

Antropologi merupakan ilmu lain yang dekat dengan sosiologi. Keduanya mengkhususkan dirinya pada msyarakat manusia. Tapipada dasarnya antropologi secara lamgsung memberikan perhatian terutama pada masyarakat yang anggotanya belum dapat membaca, mennulis atau masyarakat yang masih primitif. Dalam mempelajari masyarakat, para antropolog meneliti tidak hanya bentuk-bentuk organisasi sosial dan hubungan sosial di mana hal tersebuut merupakan bidang yang diteliti oleh sosiolog. Antropolog juga meneliti ekonomi, agama, pemerintahan, bahas, legenda, adat istiadat, juga meneliti kepribadian yang dimiliki manusia dalam masyarakat. Berbeda dengan antropolog, sosiolog membatasi dirinya pada masyarakat yang sudah beradab, yang sudah dapat membaca dan menulis. Sosiolog tidak mempelajari ekonomi, agama, pemerintahan, bahasa, sastra yang ada di masyarakat, tetapi lebih kepada organisasi sosial, struktur sosial, di mana didalamnya berbagai fenomena sosial terjadi.

Selain itu, sosiologi memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu lainnya dalam mempelajari objek kajian tertentu. Ada 11 cabang dalam ilmu Sosiologi, berikut cabang-cabang ilmu sosiologi beserta penjelasannya:

1. Sosiologi Agama
Sosiologi agama mempelajari hubungan fenomena dalam masyarakat dengan agama. Dalam Sosiologi agama dipelajari beberapa materi yang meliputi perilaku manusia yang berhubungan dengan keyakinannya, peranan agama sebagai pranata sosial, peranan agama dalam perubahan masyarakat, dan peranan agama sebagai agen pengendalian sosial.

2. Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan merupakan cabang ilmu Sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan. Sosiologi pendidikan mencoba mengkaji hubungan antara fenomena yang terjadi dalam masyarakat dengan pendidikan. Materi yang dikaji antara lain peranan lembaga pendidikan dalam proses sosialisasi, peranan pendidikan dalam perubahan masyarakat dan lingkungan pendidikan itu sendiri, serta peranan pendidikan sebagai pranata sosial.

3. Sosiologi Hukum
Sosiologi hukum mempelajari kaitan antara fenomena dalam masyarakat dan hukum. Materi yang dipelajari antara lain perilaku masyarakat dalam hubungannya dengan hukum yang berlaku, peranan hukum dalam masyarakat, dan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

4. Sosiologi Keluarga
Sosiologi keluarga membahas kegiatan atau interaksi antara fenomena yang terjadi dalam masyarakat dengan keluarga. Materi yang dipelajari dalam Sosiologi keluarga antara lain peranan keluarga dalam masyarakat, peranan keluarga dalam perubahan sosial, dan beberapa bentuk keluarga.

5. Sosiologi Politik
Sosiologi politik mempelajari fenomena politik dengan mengaitkan variabel sosial dan politik dalam wujud saling keterkaitan antara struktur sosial dan lembaga politik atau antara masyarakat dan negara. Ruang lingkup kajian Sosiologi politik antara lain perilaku politik, lembaga politik, dan peranan politik dalam masyarakat.

6. Sosiologi Perdesaan
Sosiologi perdesaan mempelajari masyarakat desa dan segala pola interaksi yang dilakukannya sesuai lingkungan tempat tinggalnya. Materi yang dipelajari dalam Sosiologi perdesaan antara lain mata pencaharian hidup, pola hubungan, pola pemikiran, serta sikap dan sifat masyarakat perdesaan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Sosiologi Perkotaan
Sosioiogi perkotaan mempelajari masyarakat perkotaan dan segala pola interaksi yang dilakukan sesuai lingkungan tempat tinggalnya. Materi yang dipelajari antara lain mata pencaharian hidup, pola hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, dan pola pikir dalam menyikapi suatu permasalahan.

8. Sosiologi Kesehatan
Sosiologi kesehatan bertujuan mengkaji cara penerapan berbagai teori Sosiologi dalam menganalisis masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Cabang ilmu Sosiologi ini berusaha mengkaji perilaku sakit, perilaku sehat, peran sehat, dan peran sakit pada anggota masyarakat.

9. Sosiologi Pembangunan
Sosiologi pembangunan mengkaji masyarakat dan segala pola aktivtasnya dalam pembangunan. Materi yang dipelajari dalam Sosiologi pembangunan antara lain pengaruh pembangunan dalam perubahan sosial, peranan pembangunan dalam kehidupan masyarakat, dan peranan pembangunan terhadap perekonomian masyarakat.

10. Sosiologi Industri
Pada hakikatnya Sosiologi industri lebih menekankan pada perkembangan industri seiring perkembangan masyarakat antara industri dan masyarakat mempunyai hubungan erat karena Industri dapat menimbulkan berbagai perubahan social dalam masyarakat. Sebagai contoh, industri menyebabkan mata pencaharian masyarakat berubah dari sector agraris (petani) menjadi sektor industry (buruh pabrik). Industri juga menyebabkan kerusakan pada lingkungan hidup.

11. Sosiologi Pariwisata
Pariwisata merupakan fenomena kemasyarakatan yang menyangkut manusia, masyarakat, kelompok, organisasi, dan kebudayaan. Sosiologi pariwisata juga dapat diartikan cabang keahlian yang memusatkan perhatian kepada motivasi turistik, peraturan-peraturan, hubungan, institusi, dan akibatnya pada wisatawan serta kelompok-kelompok yang berkaitan dengan wisatawan tersebut.

Ilmu Sosiologi membantu membuat perencanaan social atau memecahkan masalah social yang dialami masyarakat ilmu Sosiologi berusaha memahami gejala sosial masyarakat dengan menggunakan teori-teori sosiologi yang sesuai objek kajiannya. Ilmu Sosiologi dalam memahami gelala sosial pun telah mengalami perkembangan. Kondisi tersebut terbukti dengan adanya cabang-cabang ilmu Sosiologi yang mengkhususkan atau rnenekankan kajian Sosiologi secara spesifik. Sebagai contoh, Sosiologi perdesaan merupakan cabang ilmu Sosiologi yang mengkaji pola interaksi dan sistem sosial dalam masyarakat desa.

Berdasarkan pemaparan materi sub bab Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan di atas, uraikan kegiatan hasil kegiatan dan analisis anda dalam UKBM Sosiologi.

Sekian untuk materi pada aktivitas 1.2 kali ini. Semoga kalian dapat belajar melalui tulisan ini.
Selamat belajar!! Semangat!!!!

Bahan Soal Analisis (Studi Kasus)

Kemiskinan dan urbanisasi Hasil survei kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah penduduk miskin per Maret 2016 menc...